Saat memulai benih atau menanam umbi, pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana tanaman mengetahui cara tumbuhnya? Ini adalah sesuatu yang sering kita anggap remeh, tetapi ketika kita memikirkannya, kita harus bertanya pada diri sendiri. Benih atau umbinya terkubur di tanah yang gelap, namun ia tahu cara mengarahkan akar ke bawah dan batang ke atas. Sains dapat menjelaskan bagaimana mereka mencapai hal ini.
Orientasi pertumbuhan tanaman
Pertanyaan tentang di mana tanaman sebaiknya ditanam adalah pertanyaan yang telah ditanyakan oleh para ilmuwan dan tukang kebun setidaknya selama beberapa ratus tahun. Pada tahun 1800-an, para peneliti berhipotesis bahwa batang dan daun tumbuh menuju cahaya dan akar tumbuh menuju air.
Untuk menguji ide tersebut, mereka menempatkan lampu di bawah tanaman dan menutupi permukaan tanah dengan air. Tanaman melakukan reorientasi diri dan terus mengembangkan akar ke arah cahaya dan batang ke arah air. Begitu tanaman muncul dari dalam tanah, mereka dapat tumbuh searah dengan sumber cahaya. Hal ini disebut fototropisme, namun tidak menjelaskan bagaimana benih atau umbi di dalam tanah mengetahui ke mana harus pergi.
Sekitar 200 tahun yang lalu, Thomas Knight mencoba menguji gagasan bahwa gravitasi berperan. Dia menempelkan tanaman ke piringan kayu dan memutarnya dengan cukup cepat untuk mensimulasikan gaya gravitasi. Benar saja, akarnya tumbuh ke luar, searah dengan simulasi gravitasi, sedangkan batang dan daunnya mengarah ke pusat lingkaran.
Bagaimana tumbuhan mengetahui arah mana yang ada di atas?
Arah pertumbuhan tanaman terkait dengan gravitasi, tapi bagaimana mereka mengetahuinya? Kita mempunyai batu-batu kecil di rongga telinga yang bergerak sebagai respons terhadap gravitasi, yang membantu kita menentukan ke atas dan ke bawah, namun tumbuhan tidak memiliki paku, kecuali, tentu saja, apakah itu jagung (MDR).
Tidak ada jawaban pasti tentang bagaimana tumbuhan merasakan gravitasi, tetapi ada kemungkinan besar. Terdapat sel khusus di ujung akar yang mengandung statolit. Mereka adalah struktur berbentuk bola kecil. Mereka dapat bertindak seperti kelereng dalam pot yang bergerak sebagai respons terhadap orientasi tanaman terhadap tarikan gravitasi.
Saat statolit menyesuaikan diri terhadap gaya ini, sel-sel khusus yang memuatnya kemungkinan besar memberi sinyal ke sel lain. Hal ini memberi tahu mereka di mana naik dan turunnya dan ke arah mana mereka harus bertumbuh. Sebuah penelitian membuktikan gagasan ini menanam tanaman di luar angkasa yang hampir tidak ada gravitasi. Bibit tersebut tumbuh ke segala arah, membuktikan bahwa mereka tidak dapat merasakan naik atau turun tanpa gravitasi.
Anda bahkan dapat mengujinya sendiri. Lain kali Anda menanam umbi, misalnya, dan diperintahkan untuk melakukannya, dengan sisi runcing menghadap ke atas , letakkan satu di sisinya. Anda akan menemukan bahwa umbi tetap akan berkecambah, karena alam sepertinya selalu menemukan jalannya.