Jangan tertawa jika teman yang tidak berkebun bertanya, “Apakah tanaman menghasilkan panas?” Anda mungkin menganggap tumbuhan sebagai poikiloterm, bentuk kehidupan yang suhu internalnya ditentukan oleh lingkungan. Namun, beberapa tumbuhan menghasilkan panas dan banyak yang mempunyai adaptasi untuk mengatur suhu internalnya.

Termogenesis kubis sigung

Kubis sigung ( Symplocarpus foetidus ) merupakan tanaman yang mampu menahan panas. Dinamakan berdasarkan bau yang dikeluarkan oleh daun yang memar, kubis sigung adalah salah satu tanaman pertama yang muncul di awal musim semi. Saat melewati salju, kemampuan tanaman ini menghasilkan panas adalah taktik bertahan hidup.

Selama hampir dua minggu, spadix (paku bunga) mampu mempertahankan suhu internal jauh lebih hangat dibandingkan lingkungan luar. Mampu mencapai suhu setinggi 71 derajat F. (22 C), bunga kubis sigung terlindungi dengan baik dari kerusakan akibat embun beku dan embun beku.

Tanaman termogenik, seperti kubis sigung, dianggap memiliki keunggulan reproduktif. Bagaimanapun, bunga yang lebih hangat tumbuh lebih cepat, mengeluarkan lebih banyak aroma dan CO2 untuk menarik penyerbuk, dan menyediakan lingkungan yang nyaman bagi serangga ini.

Selain kubis sigung, anggota keluarga arum lainnya juga bersifat termogenik. Ini termasuk arum kuda mati ( Helicodiceros muscivorus ) dan ubi gajah ( Amorphophallus paeoniifolius ). Beberapa anggota spesies nymphaea, seperti teratai Santa Cruz, juga terbukti menghasilkan panas saat berbunga.

Alasan lain untuk termogenesis tanaman

Sebagai tukang kebun, sulit untuk mengabaikan pentingnya sinar matahari bagi tanaman kita. Melalui proses fotosintesis, tumbuhan mengubah sinar matahari dan karbon dioksida menjadi glukosa. Gula ini merupakan sumber energi yang memungkinkan tanaman kita tumbuh dan berkembang biak.

Bagian dari rantai panjang reaksi yang terkait dengan fotosintesis, enzim RuBisCO (ribulosa 1,5-bifosfat karboksilase) membantu mengubah karbon dioksida menjadi gula. Sama pentingnya dengan fiksasi karbon dioksida bagi pertumbuhan tanaman, hal ini dibatasi oleh kisaran suhu di mana RuBisCO berfungsi.

Para peneliti percaya bahwa banyak tanaman mampu mengatur suhu internalnya untuk menjaga RuBisCo pada suhu optimal. Meski bukan tanaman penghasil panas, tanaman seperti nanas , tomat , selada , dan kapas dapat mempertahankan suhu internal yang berbeda dengan suhu lingkungan. Daun pinus dan ek juga terbukti melakukan termoregulasi.

Di pabrik ini, konstruksi daun memainkan peran utama dalam termoregulasi. Karakteristik seperti ketebalan daun, laju penguapan dan kemampuan memantulkan sinar matahari membantu tanaman tetap sejuk di cuaca panas dan hangat di cuaca dingin.

Jadi jika lain kali teman Anda menanyakan pertanyaan aneh tentang berkebun, Anda dapat membuat mereka terkesan dengan pengetahuan Anda tentang tanaman mana yang menghasilkan panas dan mana yang memiliki adaptasi termoregulasi.

Tinggalkan Balasan