Meskipun menanam jeruk di rumah pada umumnya merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat, terkadang ada hal yang tidak beres. Seperti tanaman lainnya, buah jeruk memiliki penyakit, hama, dan masalah lainnya yang spesifik. Masalah yang semakin umum adalah kematian cabang jeruk. Pada artikel ini, kami akan mengulas alasan umum mengapa kematian ranting jeruk dapat terjadi.
Apa penyebab matinya cabang jeruk?
Matinya ranting jeruk dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan umum, penyakit atau hama. Alasan sederhana mengapa pohon jeruk mati, termasuk ranting mati, cabang rontok, dan daun atau buah rontok, adalah karena tanaman mengalami stres karena sesuatu. Hal ini bisa berupa serangan hama, wabah penyakit, usia lanjut, atau perubahan lingkungan yang tiba-tiba seperti kekeringan, banjir, atau kerusakan akar atau badai yang signifikan. Pada dasarnya, ini adalah mekanisme pertahanan alami tumbuhan yang memungkinkannya bertahan dari segala ancaman yang dihadapinya.
Pada pohon jeruk yang sudah tua dan besar yang tidak dirawat dengan baik, tidak jarang cabang atas menaungi cabang bawah. Hal ini dapat menyebabkan masalah pada anggota tubuh bagian bawah, seperti matinya cabang jeruk, daun rontok, dll. Naungan atau kepadatan juga dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi hama dan penyakit.
Pemangkasan pohon jeruk setiap tahun dapat membantu mencegah hal ini dengan membuka kanopi pohon agar lebih banyak sinar matahari masuk dan meningkatkan sirkulasi udara. Anggota badan yang mati, rusak, sakit, berdesakan atau bersilangan harus dipangkas setiap tahun untuk meningkatkan kesehatan dan kekuatan pohon jeruk.
Alasan lain mengapa cabang pohon jeruk mati
Dalam beberapa tahun terakhir, petani jeruk California telah mengalami epidemi besar kematian ranting jeruk. Sebagai konsumen, Anda mungkin pernah memperhatikan kenaikan harga buah jeruk tertentu. Epidemi ini berdampak serius pada hasil panen para produsen jeruk. Penelitian terbaru menyimpulkan bahwa kematian ranting jeruk disebabkan oleh patogen Colletotrichum .
Gejala penyakit ini antara lain dedaunan klorosis atau nekrotik, penipisan tajuk jeruk, keluarnya getah yang berlebihan, serta matinya cabang dan pucuk. Dalam kasus yang parah, anggota tubuh yang besar akan mati. Meskipun merupakan penyakit, kemungkinan besar penyakit ini disebarkan melalui serangga vektor.
Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit di kebun jeruk antara lain pengendalian hama dan penggunaan fungisida. Penyakit ini masih terus dipelajari untuk menentukan pilihan pengendalian dan pengelolaan terbaik. “Toksisitas akut fungisida terhadap manusia umumnya dianggap rendah, namun fungisida dapat mengiritasi kulit dan mata. Paparan kronis terhadap fungisida dengan konsentrasi rendah dapat menyebabkan efek buruk pada kesehatan. ekstensi.psu.edu
Catatan : Semua rekomendasi penggunaan bahan kimia hanya untuk tujuan informasi. Nama merek atau produk atau layanan komersial tertentu tidak menyiratkan dukungan. Pengendalian kimia hanya boleh digunakan sebagai upaya terakhir, karena pendekatan biologis lebih aman dan ramah lingkungan.