Milkweed ( Asclepias spp. ) adalah tanaman taman yang populer serta tanaman asli pinggir jalan, yang dikenali dari getah susunya. Ini juga beracun bagi hewan peliharaan, ternak, dan manusia. Namun, keracunan yang tidak disengaja dapat dicegah.

Pada Juli 2022, jaringan lingkungan hidup terbesar di dunia, IUCN, mendaftarkan raja yang bermigrasi sebagai spesies yang terancam punah. Meskipun jumlah mereka telah menurun selama bertahun-tahun, upaya konservasi terus berlanjut dan banyak pemilik rumah telah menambahkan milkweed, satu-satunya tanaman inang ulat kupu-kupu raja, di antara pilihan lanskap tahunan dan abadi mereka.

Keracunan Milkweed dan Cara Aman Menanam Milkweed Beracun

Milkweed menjadi favorit di taman kupu-kupu , bukan hanya karena merupakan tanaman inang bagi kupu-kupu raja dan kupu-kupu kerajaan, tetapi juga karena nektarnya banyak dicari oleh kupu-kupu, lebah, dan burung kolibri. Jumlah kupu-kupu raja yang bermigrasi menurun karena hilangnya habitat serta perubahan iklim.

Milkweed, umum di seluruh Amerika Utara, mengandung glikosida jantung atau racun saraf khusus untuk milkweed whorled. Racun dapat mempengaruhi fungsi jantung dan ginjal serta sistem saraf. Meskipun kuda paling rentan terhadap keracunan milkweed, orang sering bertanya, “Apakah milkweed beracun bagi anjing ?” Ini beracun bagi anjing dan juga ayam, sapi, domba, kucing dan beberapa serangga.

Keracunan Milkweed pada Ternak

Penggembalaan ternak menimbulkan risiko keracunan yang tidak disengaja. Milkweed adalah tanaman padang rumput yang umum dan dapat menimbulkan ancaman, terutama bagi kuda, jika makanan yang lebih enak tidak tersedia dan hewan tersebut sangat membutuhkan makanan. Mereka umumnya menghindari makan milkweed, tapi jika hanya itu yang tersedia, mereka akan memakannya. Memastikan ternak selalu mendapatkan hijauan segar akan membantu mencegah keracunan milkweed. Kembangkan juga rencana pengelolaan gulma di pagar tanaman, tepi lapangan, dan tepi jalan, tempat tanaman milkweed umumnya ditemukan. Membasmi milkweed dari padang rumput adalah cara terbaik untuk menghindari keracunan.

Milkweed juga beracun saat dikeringkan. Jika milkweed ditimbun dengan jerami di musim gugur, ini bisa menjadi masalah. Periksa jerami untuk mencari milkweed kering sebelum diberi makan. Milkweed whorled lebih sulit dikenali karena batang dan daunnya tipis. Berhati-hatilah jika jerami dipanen di area yang banyak terdapat tanaman milkweed, misalnya di tepi ladang.

Gejala Keracunan Milkweed

Gejala keracunan milkweed pada hewan antara lain sakit perut, kolik, kembung dan diare; tremor otot, kelemahan; detak jantung lambat dan tidak teratur; atau kesulitan bernapas. Milkweed berdaun sempit adalah yang paling mematikan dan mempengaruhi sistem saraf. Ini termasuk milkweed whorled ( A. subverticillata ), milkweed whorled timur ( A. verticillata ), dan milkweed dataran ( A. pumilla ). Spesies berdaun lebar dengan tingkat toksisitas tinggi antara lain A. asperula , A. labriformis , A. eriocarpa , dan A. curassavica (milkweed tropis).

Segera hubungi dokter hewan jika Anda mencurigai adanya konsumsi milkweed. Air segar, jerami, dan naungan akan sangat membantu. Terapi suportif seperti obat penenang, pencahar, dan cairan intravena mungkin diperlukan. Jika dihubungi tepat waktu, dokter hewan mungkin dapat memberikan pengobatan untuk mengurangi penyerapan racun.

Bagi tukang kebun rumahan, lebih mudah untuk membatasi tanaman milkweed Anda di lokasi yang jauh dari hewan penasaran. Milkweed biasa ( A. syriaca ), milkweed rawa ( A. incarnata ), dan gulma kupu-kupu ( A. tuberosa ) sering ditanam di kebun. Varietas tuberosa tidak memiliki getah susu beracun dan mekar sepanjang musim panas dengan bunga berwarna oranye cerah. Penyerbuk berkumpul di bunga semua jenis milkweed, yang juga menghasilkan buah yang menarik.

Apakah milkweed beracun bagi manusia?

Saat menangani milkweed, hindari kontak dengan getah susu dengan memakai sarung tangan. Jika Anda menyentuh getahnya, segera cuci tangan agar tidak terkena mata. Jika mata Anda terkena getah, Anda mungkin mengalami lecet pada kornea, edema, hilangnya transparansi kornea, dan kerutan pada kornea, yang hanya berlangsung sebentar. Gejala menetap dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Tinggalkan Balasan