Setiap orang di planet ini harus makan agar tetap hidup, dan hal ini telah terjadi sejak manusia pertama kali muncul. Bagaimana kita mendapatkan makanan yang kita butuhkan adalah salah satu pertanyaan terbesar umat manusia.

Meskipun manusia purba adalah pemburu-pengumpul, hal ini sebagian besar berakhir pada periode Neolitikum. Saat ini, sebagian besar makanan – baik hewani maupun tumbuhan – yang dikonsumsi manusia diproduksi oleh mereka yang bercocok tanam atau beternak hewan untuk dikonsumsi. Proses ini disebut bertani.

Asal usul pertanian

Selama jutaan tahun pertama mereka di Bumi, manusia hidup dalam kelompok nomaden kecil. Mereka memperoleh makanan dengan mengikuti kawanan hewan liar untuk mendapatkan daging dan memanen tumbuhan alami di sepanjang perjalanan. Hal ini biasa terjadi pada masa Neolitikum yang berlangsung hingga sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Perburuan/pengumpulan jenis ini lebih mudah dilakukan di daerah beriklim tropis dibandingkan di daerah beriklim sedang, karena kawanan hewan tidak melakukan perjalanan jauh di daerah tropis. Di daerah beriklim sedang, manusia mungkin mengikuti hewan liar sejauh ratusan mil atau lebih selama setahun, terus bergerak. Perbedaan ini mungkin menjelaskan mengapa pertanian muncul pertama kali di daerah beriklim sedang.

Dari mana datangnya pertanian?

Pertanian diyakini telah dimulai sekitar 10.000 hingga 12.000 tahun yang lalu di empat lokasi berbeda di seluruh dunia: Bulan Sabit Subur di Timur Tengah, di sepanjang Sungai Kuning di Tiongkok, Aswan di Mesir, dan di Lembah Tehuacan di Amerika Tengah.

Mengapa manusia berhenti mencari makan dan mulai bertani? Ada beberapa teori berbeda. Bisa jadi populasi meningkat hingga persaingan mendapatkan pangan meningkat. Apapun penyebabnya, yang pasti manusia menjadi kurang bergerak dan lebih banyak duduk.

Kapan manusia mulai bertani?

Dipercaya bahwa manusia mulai membudidayakan biji-bijian 11.000 tahun yang lalu. Berikutnya adalah makanan kaya protein seperti kacang polong dan lentil . Kehadiran tanaman pangan mengharuskan struktur kehidupan yang tidak terlalu nomaden. Namun bagaimana kultivasi dimulai?

Salah satu teorinya adalah bahwa kaum nomaden melakukan perjalanan dengan pola tertentu dan menggunakan tempat yang sama untuk membuang sampah, semacam tumpukan kompos . Seiring berjalannya waktu, mereka mungkin menyadari bahwa benih yang mereka tanam di sana tumbuh dan menghasilkan panen yang dapat diprediksi. Ini mungkin merupakan awal dari pertanian Neolitikum.

Ketika manusia mulai menjadi lebih baik dalam bidang pertanian, mereka juga mulai menjinakkan hewan. Terdapat bukti bahwa manusia menggembala domba dan kambing sejak 12.000 tahun yang lalu. Selain menyediakan susu dan daging, hewan peliharaan dapat digunakan sebagai tenaga kerja, yang membantu mewujudkan pertanian yang lebih intensif.

Revolusi Pertanian Neolitikum

Peralihan dari masyarakat pemburu-pengumpul yang nomaden ke masyarakat berbasis pertanian disebut Revolusi Neolitik atau Revolusi Pertanian. Hal ini mengubah sifat kehidupan manusia, termasuk lebih dari sekedar cara mereka makan.

Meskipun perubahan-perubahan ini telah membuka pintu bagi kehidupan perkotaan dan peradaban yang ditandai dengan kemajuan pengetahuan, seni, dan perdagangan, perubahan-perubahan ini juga dikaitkan dengan kesenjangan, pola makan yang buruk, dan peningkatan penyakit menular.

Tinggalkan Balasan