Antraknosa adalah penyakit jamur yang menyerang tanaman sayuran dengan berbagai cara. Antraknosa pada tanaman tomat menunjukkan serangkaian gejala tertentu yang menyerang buah, seringkali setelah dipetik. Antraknosa adalah masalah serius pada tanaman tomat dan harus dihindari sebisa mungkin. Teruskan membaca untuk mempelajari lebih lanjut tentang gejala antraknosa tomat dan cara mengendalikan penyakit antraknosa tomat.

Informasi Antraknosa Tomat

Antraknosa adalah penyakit yang dapat disebabkan oleh sejumlah jamur berbeda dari genus Colletotrichum . Jamur dapat menginfeksi buah yang masih hijau dan matang, meskipun gejalanya tidak muncul sampai buah mulai matang.

Gejala antraknosa tomat muncul berupa bercak cekung dan berair pada buah matang. Saat bintik-bintik itu berkembang, bintik-bintik itu tenggelam ke dalam buah dan berubah warna menjadi lebih gelap. Kadang-kadang spora muncul sebagai massa berwarna merah muda di tengah lesi. Ketika lesi ini menyebar, sering kali lesi tersebut menyatu dan menghasilkan sebagian besar buah busuk. Hal ini dapat terjadi saat buah masih tumbuh, atau bahkan setelah dipanen.

Cara Mengendalikan Antraknosa Tomat

Perjuangan melawan antraknosa tomat terutama dilakukan dengan pencegahan. Spora jamur dapat bertahan hidup di musim dingin baik dalam biji maupun buah yang sakit. Oleh karena itu, penting untuk tidak menyimpan benih dari buah yang sakit atau meninggalkannya di kebun pada akhir musim.

Spora menyebar lebih cepat di lingkungan lembab, jadi menjaga buah tetap kering adalah tindakan pencegahan yang baik. Ia juga dapat lebih mudah menembus buah yang rusak, jadi segala upaya harus dilakukan untuk menghindari kerusakan pada tomat.

Ada beberapa fungisida anti antraknosa. Ini harus diterapkan segera setelah buah terbentuk, untuk mencegah jamur menyerang. Segera keluarkan dan buang buah yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran spora.

Catatan : Semua rekomendasi penggunaan bahan kimia hanya untuk tujuan informasi. Pengendalian kimia hanya boleh digunakan sebagai upaya terakhir, karena pendekatan biologis lebih aman dan ramah lingkungan.

Tinggalkan Balasan