Salah satu masalah utama pertanian komersial adalah erosi permukaan, yang menyebabkan pencemaran sedimen lingkungan. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menanam tanaman penutup tanah (cover crop). Ada banyak manfaat yang diperoleh dari tanaman penutup tanah, namun apakah ada kerugian dalam menanamnya? Apa kerugian dari tanaman penutup tanah?
Kelebihan dan Kekurangan Tanaman Penutup
Seperti disebutkan di atas, tanaman penutup tanah memiliki kelebihan dan kekurangan. Seringkali, keuntungannya lebih besar daripada kerugiannya, itulah sebabnya semakin banyak petani dan pekebun rumah yang beralih ke penggunaan tanaman penutup tanah. Pertama, penanaman tanaman penutup tanah yang lebat akan memperlambat laju curah hujan, sehingga mencegah limpasan erosif. Selain itu, sistem akarnya yang saling terkait membantu memperkuat tanah dan meningkatkan porositas, sehingga menciptakan habitat yang ramah bagi makrofauna tanah. Hal ini menyebabkan peningkatan kesuburan tanah.
Tanaman penutup tanah atau pupuk hijau seringkali merupakan jenis sayuran, karena sayuran kaya akan nitrogen , unsur hara yang diperlukan untuk produksi pertanian. Namun tanaman penutup tanah lainnya dapat ditanam dan dipilih berdasarkan kebutuhan dan tujuan spesifik petani/tukang kebun, dengan mempertimbangkan faktor biologis, lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi.
Manfaat tanaman penutup tanah telah terdokumentasi dengan baik. Mereka meningkatkan keberlanjutan, mengurangi erosi tanah dan pencucian unsur hara , menekan gulma , dan melindungi kualitas air dengan mengurangi hilangnya unsur hara, pestisida, dan sedimen. Jadi, apa kerugian dari tanaman penutup tanah?
Kerugian menutupi penanaman tanaman
Kerugian dari tanaman penutup tanah bagi petani komersial adalah biaya. Tanaman harus ditanam pada saat tenaga kerja dan waktu terbatas. Selain itu, terdapat biaya tambahan untuk menanam tanaman penutup tanah dan kemudian mengembalikannya ke lahan, yang berarti lebih banyak tenaga kerja.
Selain itu, tanaman penutup tanah dapat mengurangi atau meningkatkan dampak kelembaban tanah tergantung pada kondisi cuaca atau praktik pengelolaan. Selain itu, tanaman penutup tanah mungkin sulit untuk dimasukkan ke dalam pengolahan tanah.
Terkadang tanaman penutup tanah meningkatkan hama dan penyakit. Kadang-kadang hal tersebut dapat menyebabkan konsekuensi alelopati – efek berbahaya akibat pelepasan biokimia pada tanaman berturut-turut.
Pro dan kontra harus diteliti dan dipertimbangkan secara cermat sebelum memilih menanam tanaman penutup tanah. Tidak ada keraguan bahwa tanaman penutup tanah berkontribusi terhadap produksi pertanian berkelanjutan dan merupakan teknik pengelolaan ramah lingkungan yang mulai populer di banyak bidang pertanian.