Banyak tukang kebun tidak tahu banyak tentang tekstur tanah di kebunnya, bisa berupa tanah liat, lanau, pasir, atau kombinasi keduanya. Namun, beberapa informasi dasar tentang tekstur tanah kebun Anda dapat membantu Anda menentukan bagaimana tanah menyerap air dan apakah memerlukan bantuan dalam bentuk kompos, mulsa, pupuk kandang, atau bahan pembenah tanah lainnya.

Menentukan jenis tanah tertentu tidak serumit yang Anda bayangkan dan tidak memerlukan uji laboratorium yang mahal. Anda dapat menerapkan pengujian tanah DIY dengan sangat mudah menggunakan tes pot untuk mengukur tekstur tanah. Mari kita pelajari lebih lanjut tentang tes pot tekstur tanah jenis ini.

Cara Menguji Tanah Menggunakan Mason Jar

Sederhananya, tekstur tanah mengacu pada ukuran partikel tanah. Misalnya, partikel tanah yang besar menandakan tanah berpasir, sedangkan tanah liat terdiri dari partikel yang sangat kecil. Lumpur berada di tengah dengan partikel lebih kecil dari pasir tetapi lebih besar dari tanah liat. Kombinasi yang ideal adalah tanah yang 40 persen pasir, 40 persen lanau, dan hanya 20 persen tanah liat. Kombinasi tanah yang sangat dicari ini dikenal sebagai “lempung”.

Tes tanah stoples dapat dilakukan dengan stoples berukuran 1 liter dan penutup yang rapat. Jika Anda memiliki taman yang luas, Anda mungkin ingin menggunakan uji tanah mason jar di beberapa area berbeda. Jika tidak, gabungkan tanah dari beberapa area berbeda untuk mendapatkan gambaran tekstur tanah yang bagus secara keseluruhan di taman Anda. Gunakan sekop untuk menggali sekitar 20 cm (8 inci), lalu isi stoples hingga setengah penuh.

Tambahkan air biasa untuk mengisi panci sekitar tiga perempatnya, lalu tambahkan sekitar satu sendok teh (5 ml) sabun cuci piring cair. Pasang tutup panci dengan rapat. Kocok stoples setidaknya selama tiga menit, lalu sisihkan dan biarkan selama minimal 24 jam. Jika tanah Anda mengandung tanah liat yang berat, biarkan pot selama 48 jam.

Baca tes pot tekstur tanah Anda

Tes tanah pada stoples Anda akan mudah diuraikan. Material yang lebih berat, termasuk kerikil atau pasir kasar, akan tenggelam ke dasar, sedangkan pasir yang lebih kecil di atasnya. Di atas pasir Anda akan melihat partikel lumpur, dengan tanah liat di bagian paling atas pot.

Berikut adalah beberapa hasil umum yang mungkin Anda lihat:

  • Tanah berpasir – jika ini adalah tekstur tanah Anda, Anda akan melihat partikel pasir tenggelam dan membentuk lapisan di dasar pot. Airnya juga akan tampak cukup jernih. Tanah berpasir cepat kering tetapi tidak dapat mempertahankan unsur hara dengan baik.
  • Tanah liat – bila air Anda tetap keruh dengan hanya lapisan tipis partikel tanah di dasarnya, maka Anda memiliki tanah liat. Airnya tetap keruh karena partikel tanah liat membutuhkan waktu lebih lama untuk mengendap. Tanah liat juga bisa meniru hasil ini. Tanah liat tidak memiliki drainase yang baik dan dapat menyebabkan masalah pada akar yang basah dan masalah nutrisi lainnya.
  • Tanah gambut – jika Anda memiliki banyak sampah yang mengapung di permukaan dan sedikit sedimen di dasar, maka tanah Anda mungkin terlihat seperti gambut. Hal ini juga menyebabkan air menjadi agak keruh, namun tidak sekeruh tanah liat. Tanah ini sangat organik tetapi tidak kaya unsur hara dan rentan terhadap genangan air, meskipun penambahan bahan tambahan dapat membuatnya cocok untuk menanam tanaman. Selain itu, tanah gambut bersifat asam .
  • Tanah berkapur – dengan tanah berkapur akan terdapat lapisan serpihan putih seperti kerikil di dasar pot dan air juga akan berubah warna menjadi keabu-abuan pucat. Berbeda dengan tanah gambut, jenis ini bersifat basa . Seperti tanah berpasir, tanah ini cenderung mengering dan tidak terlalu bergizi bagi tanaman.
  • Tanah lempung – ini adalah tanah yang hanya bisa kita harapkan, karena dianggap sebagai jenis dan tekstur tanah yang ideal. Jika Anda cukup beruntung memiliki tanah liat , Anda akan melihat air jernih dengan sedimen berlapis di bagian bawah, dengan partikel yang lebih halus di bagian atas.

Tinggalkan Balasan